FIRST PROJECT : SINIKO.CO.ID TENTANG KEKAYAAN ALAM DAN BUDAYA

Baca postingan sebelumnya disini

[perkembangan project akan di update terus-menerus]
Setahun sudah wacana ini tetap menjadi wacana. Keterbatasan waktu dan SDM membuat website pariwisata kota Kendari harus bernasib sama dengan Menara MTQ yang tidak kunjung selesai. Alhamdulillah Waktu liburan telah datang kembali dan kami harap bisa kembali melanjutkan project pertama dari komunitas kecil ini. Meskipun belum tentu selesai.


Jika dalam pergaulan, Kendari seperti kurang bergaul dengan kota-kota lainnya. Kurang terkenal, mungkin juga saat berkumpul, Kendari kurang banyak ngomong, terlalu pemalu, sehingga banyak yang kurang tau seperti apa sosoknya, atau malah sebagian malah lupa kalau punya teman bernama Kendari. Dan dampak dalam pergaulan, Kendari malah semakin tidak gaul, di bilang cupu dan akhirnya sulit masuk kembali ke dalam pergaulan yang sudah jauh lebih gaul dari dirinya. Kasian sekali.

Kira-kira begitulah analogi dan alasan kenapa ide website ini muncul. Kendari terlalu 'asing' untuk mereka di luar sana, khususnya di kota-kota besar pulau jawa. Keinginan untuk membuat website tidak lain dan tidak bukan hanya untuk kemajuan kota. Khususnya di bidang pariwisata yang nantinya akan mendatangkan banyak keuntungan untuk masyarakat lokal.

Siniko.co.id , Dari namanya saja sudah Kendari banget  sekali. Siniko berasal dari kata Sini dan imbuhan khas Kendari 'ko' yang berarti kamu, jika di gabungkan dengan kata kerja, pada umumnya bermakna ajakan. Siniko secara langsung berarti 'yuk kesini' sebagai ajakan untuk para turis lokal maupun asing untuk 'bersilaturahmi' ke Kota Kendari. Kalau perlu, Mereka datang lagi dan lagi.

Konten website ini kami bagi menjadi 4 yaitu, Pariwisata, Seni Kebudayaan, Kuliner dan Produk lokal. Selain itu juga dilengkapi dengan feature diantaranya Blog (berisikan tulisan, ulasan, deskripsi juga link blog-blog pribadi yang pernah mereview kota kendari), Gallery (berisikan foto-foto yang menambah ilustrasi terhadap deskripsi), Video (Bagi yang tidak begitu suka membaca, Terhubung langsung dari Youtube, berisi video-video mengenai kota Kendari), dan Testimoni (berisi testimoni tentang kota) Web ini juga akan bekerjasama dengan hotel dan penginapan di kota Kendari dan juga dengan travel agent di luar kota. Website ini juga open source artinya dapat diisi oleh siapapun.

Kami butuh kolaborasi, Sebelumnya kami sudah bekerjasama dengan beberapa teman untuk bagian foto dan videografi. Untuk design logo nya pun hasil sumbangan dari teman kami Arwin Adyatmoko. Sekali lagi karena waktu yang sempit, maka kami akan mencicil pekerjaan hingga website ini selesai sepenuhnya. Pengerjaan website tidak kami kerjakan secara amatir, semuanya dikerjakan oleh salah satu Start up kendari yaitu Techno Studio yang dengan sukarela mulai mengerjakan website kami, sambil menunggu dana kami terkumpul sebagai tebusan nya.

Jadi bagian dari lahirnya website ini! Bantu kami dalam hal :
  • Pengumpulan data mengenai pariwisata (yang terdaftar maupun tidak, yang belum resmi atau tidak, yang masih potensi atau yang sudah banyak dikenal sekalipun) data meliputi lokasi, jarak tempuh, biaya akomodasi yang dibutuhkan dan keterangan se detail-detailnya. 
  • Pengumpulan data juga berlaku sama dengan konten kita yang lainnya (seni kebudayaan, kuliner dan produk lokal) 
  • Butuh bantuan dalam hal desain, riset mengenai biaya pembuatan website, bantuan ide-ide tambahan untuk website
  • Bantuan dana, Donatur, maupun sponsor. Jika bingung, hanya berikan kami link dan yang harus di hubungi, biar tim kami yang bergerak kesana 
  • Dan bantuan lain-lainnya yang semoga bisa bermanfaat.
Reward :
  • Seluruh nama volunteer, donatur dan sponsor akan kami masukan dalam website tersebut. 
  • Untuk para donatur akan kami berikan Kendari care merchandise sebagai tanda terimakasih
  • Untuk para sponsor, akan kami tempatkan di banner-banner website sebagai sarana iklan.\
Daftar jadi volunteer : 

Jika masih bingung, hubungi kami via email kendaricare@gmail.com kami akan senang mengobrol dan bertukar ide. 

Banyak yang bertanya, apakah project ini terlalu mustahil? Siapa yang akan membiayai? Kami tidak tahu. Yang kami yakini "Niat baik pasti akan ada jalannya".

Mari berkolaborasi dan berkarya untuk kota kelahiran! 

BUKAN SEBUAH GAGASAN BESAR


Juli 2014, Bandung

Perjalanan panjang yang cukup membosankan, Bandung yang sangat dingin di subuh hari harus berubah drastis ketika mulai memasuki daerah Jabodetabek, perjalanan pulang ke kampung halaman adalah momen yang paling ditunggu-tunggu, wajar saja kalau Saya sendiri tidak sabar melihat wajah kota yang telah setahun saya tinggalkan. Saya dan teman saya mencoba mempercepat waktu dengan mengobrol tentang banyak hal, dan akhirnya sampailah pada sebuah pembicaraan tentang gagasan ini. 

Ini kepulangan kami yang kedua, pulang hanya setahun sekali dan menjelang lebaran adalah resiko yang diambil para perantau jauh yang ingin menghemat pengeluaran Orang tua. Hingga sampai di sebuah bandara yang membuat kami bersyukur telah sampai dengan selamat, Bandara Haluoleo tidak banyak berubah. Perjalanan melelahkan segera hilang begitu menginjakkan kaki di Bumi Anoa ini dan bertemu siapa saja yang kami kenal ketika pertama kali sampai. Saya dan teman saya akhirnya berpisah di bandar udara, lalu melanjutkan perjalanan pulang dengan jemputan masing-masing. 

Perjalanan dari Bandara ke Kota tidak begitu jauh, tidak banyak perubahan, Kendari masih tetap sama. Bahkan ada sebuah jembatan kecil yang dibangun di tengah perjalanan sepertinya belum selesai, "ini bukannya dari tahun kemarin?" pikirku melihat keadaan jembatan sementara tersebut. Masih dengan jalan yang berlubang, Pembangunan yang monoton, dan wajah kota yang tidak banyak berubah. Miris sekali, 

Menyalahkan pemerintah? Untuk apa? Hampir setiap hari mereka di kritik, di media, maupun secara langsung oleh massa. Mungkin mereka sudah berusaha tapi belum maksimal, atau mungkin mereka juga sudah mati rasa. 

Kendari memang jauh berbeda dari tempat kami menuntut ilmu, tapi tetap saja kota ini menyimpan banyak hal yang tidak kita dapatkan di kota lain. Berkembang atau tidak nya kota ini toh, kita akan kembali lagi kesini. Sayangnya tidak demikian, Kota ini punya potensi untuk berkembang, Beberapa dari kalian yang membaca tulisan ini pasti juga berpikir sama. Rasa cinta terhadap kota harusnya bisa kita konveksi dalam bentuk semangat untuk bersama-sama membantu kota menyelesaikan masalah. Anak muda punya kekuatan untuk itu!

Kembali ke ide yang kami dapatkan di perjalanan, perkembangan kota bisa kita ubah lewat banyak cara. Misalnya Pariwisata! Yah! Pariwisata. Kota ini bisa saya beberapa tahun lagi menjadi kota pariwisata. Menjadi kota Pariwisata sama sekali tidak merugikan siapa-siapa. Perekonomian yang naik, kesejahteraan untuk masyarakat menengah ke bawah, sehingga dengan sendirinya kota ini punya alasan untuk segera berbenah. 

Bagi yang kuliah di luar kota khususnya pulau jawa, atau bagi mereka yang sering berpergian ke luar kota pasti sering ditodong pertanyaan "Kendari itu dimana?" pertanyaan itu terus terulang-ulang bahkan sampai tahun ke 3 saya kuliah. Atau ketika mereka menyebutkan kota-kota di sulawesi yang dipikiran mereka hanya "Makassar" "Palu" "Manado" "Wakatobi". Ini juga menjadi salah satu pengalaman saya ketika mewakili provinsi di Semarang, tahun 2011 lalu. Bahkan ketika panitia lupa mengabsen provinsi Sulawesi tenggara. Pasalnya, Sulawesi tenggara disingkat seenaknya menjadi Sulteng, jadi perwakilan Sulawesi tengah lah yang akhirnya mengambil jatah absen saya. Bahkan lebih lucu lagi, di novel "Jakarta Underkompor" milik blogger kocak yang menamai dirinya "Arham Kendari" memilih topik tentang kota Kendari yang kurang terkenal khususnya di masyarakat kota-kota besar, bahkan dalam novel tersebut dijelaskan bahwa Arham pernah chatting dengan seseorang yang menganggap kendari itu di pulau Papua! haha. 

Jika berpikir sejenak, sebenarnya apa yang paling mendasar kekurangan dari kota ini? Jawabannya adalah Promosi! Tercetuslah ide untuk membuat sebuah website pariwisata yang memiliki tampilan yang menarik (Pasti pusing kalau liat tampilan website official kota). Setelah melakukan riset kecil-kecilan dan mengumpulkan tim, kami melupakan satu hal, kami tidak mendapat kepercayaan dari manapun, hal ini dikarenakan kami belum terbentuk sebagai sebuah komunitas atau organisasi. Akhirnya terbentuklah komunitas kecil-kecilan dan belum resmi yang kami namakan Kendari Care, Care sendiri kependekan dari Creative and Share. Sayangnya tahun lalu juga belum maksimal, sedikitnya waktu liburan membuat kami harus kembali ke kota perantauan masing-masing dan berharap ada sedikit waktu di tahun ini.

Kendari Care sendiri pada tujuan awalnya berharap jadi wadah anak muda Kendari untuk berkolaborasi dan beraksi untuk menyelesaikan isu-isu sosial maupun lingkungan yang ada di kota. Memiliki komunitas / Organisasi yang memiliki struktur dan sistem yang baik serta anggota yang banyak bukan menjadi harapan kami, Kendari care terbentuk untuk membantu dalam menyelesaikan atau mengurangi masalah. Semakin movement yang berhasil kami buat dan menginspirasi adalah harapan kami kelak. Semoga.

Terakhir, izinkan saya mengutip sebuah quote dari Walikota Bandung yang terkenal karena gagasan kreatif nya

"Negeri ini butuh banyak pemuda pencari solusi, bukan pemuda pencaci maki" 


SEJARAH KOTA KENDARI



Mungkin ada yang masih asing dengan kota satu ini. Perkenalkan, namanya Kendari, Kota Kendari. Ini adalah kota di mana Tarian Lulo ditarikan, sagu diolah menjadi sinonggi dan kapurung, serta ubi dan jagung masih menjadi makanan pokok di beberapa daerah. Tulisan ini akan membahas sejarah singkat terbentuknya Kota Kendari. Silakan ki’ dibaca-baca…

Kalau ‘Jakarte punye cerite’, maka ‘Kendari punya juga cerita to…’

Kendari tidak mau kalah dong dengan kota-kota lainnya. Beda kota, beda sejarah. Kalau masih bingung atau samar-samar “Kendari itu di mana sih?” silakan buka atlas atau google map. Cari Pulau Sulawesi! Nah, di bagian kanan bawah adalah daerah Provinsi Sulawesi Tenggara. Jelas tertulis ibu kotanya adalah Kendari. Jadi tahu kan Kendari di mana? Ingat, Kendari itu berbeda loh dengan Kediri!

Walaupun saat ini Kendari adalah ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), namun pada awalnya Kendari hanyalah sebuah kabupaten. Pada tahun 1938, ibu kota Sultra adalah Bau-Bau. Bau-Bau berlokasi di Pulau Buton yang juga merupakan ibu kotanya hingga saat ini. Nanti pada tahun-tahun berikutnya, ibu kota akhirnya dipindahkan ke Kendari.

Asal mula nama Kota Kendari
Semua tahu dong asal nama Kota Surabaya? Ceritanya sudah sangat terkenal di mana-mana. Penasaran nama Kendari berasal dari mana?

Ternyata, asal nama Kendari berawal dari kesalahpahaman. Jadi begini ceritanya. Dulu, ada seseorang yang bertanya pada nelayan setempat, “Apa nama kampung ini?” Si nelayan menjawab, “Kandai.”

Usut punya usut, pendengaran si nelayan saat itu sedang kurang bersahabat. Ia mengira kalau orang itu menanyakan apa nama alat yang sedang dipegangnya. Memang saat itu si nelayan sedang memegang kandai. Kandai berasal dari bahasa Tolaki yang berarti alat dari bambu atau kayu yang dipergunakan untuk menolak/mendorong perahu di tempat yang airnya dangkal. Zaman sekarang istilah kandai lebih dikenal sebagai dayung. Tapi kandai dan dayung sesungguhnya berbeda. Kandai sudah ada jauh sebelum dayung ditemukan. Namun nelayan-nelayan saat ini lebih sering menggunakan perahu layar atau perahu mesin untuk melaut.

Akibat kesalahpahaman itu, atau lebih tepatnya ketidakpahaman itu, kampung tersebut disebut Kampung Kandai (Treffers, 1914). Walaupun sudah lama sekali, tapi kampung ini masih ada loh, namun namanya sudah berubah menjadi Kelurahan Kandai yang berada di bekas awal pusat Kota Kendari yang terletak di wilayah Kecamatan Kendari a.k.a. Kota Lama. Selanjutnya dalam berbagai literatur yang ada, nama Kandai berubah menjadi Kandari atau Kendari.

Vosmaer, seorang Belanda, pada tahun 1831 tiba di Kendari. Teluk yang sekarang terkenal dengan nama Teluk Kendari dulunya dikenal dengan sebutan Teluk Vosmaer. Tahu kan, bangsa Eropa sangat gemar memberi nama tempat penjelajahan mereka dengan nama mereka. Teluk Vosmaer dalam bahasa Belanda disebut Vosmaer’s Baai. Berakhirnya ekspedisi Vosmaer di Kendari juga mengakhiri nama Teluk Vosmaer, yang kemudian diganti menjadi Teluk Kendari.

Di sebelah utara Teluk Kendari, banyak bermukim orang Bajo dan Bugis/Makassar. Perlahan-lahan tapi pasti, dan memang pasti, pemukiman tersebut berkembang menjadi pusat kota yang selanjutnya dikenal dengan sebutan Kota Kendari.

Sebelum bercerita lebih jauh, siapa tahu ada yang mempertanyakan perihal orang Bajo dan Bugis/Makassar yang bermukim di Kendari. Admin mau jawab nih.. mimin baik kan, belum ditanya sudah menjawab.. hehe… Jadi, Sulawesi Tenggara dulunya masih merupakan bagian dari Provinsi Sulawesi yang beribukotakan di Ujung Pandang (Makassar). Namun penduduk yang tinggal di bagian Sulawesi Selatan dan Tenggara mendesak pemerintah untuk memisahkan diri. Berkat Peraturan Pemerintah tentang Pembentukan Daerah Otonom setingkat kabupaten, terbentuklah Provinsi Sulawesi Selatan Tenggara (Sulselra), yaitu Ujung Pandang, Bonthain, Bone, Pare-Pare, Mandar, Luwu, dan Sulawesi Tenggara. Selanjutnya Sultra kembali memisahkan diri sehingga berdiri sebagai satu provinsi seperti yang ada saat ini.

Kembali ke masalah Teluk Kendari. Masalahnya belum kelar-kelar kok….

Kota Dagang, Pelabuhan dan Pusat Kerajaan
Teluk Kendari selanjutnya berkembang menjadi pelabuhan transito bagi para pedang. Orang Bajo dan Bugis/Makassar menjadi saksi hidup sejarah kota ini. Selain mereka, juga terdapat suku asli Kendari, Suku Tolaki, yang bermukim di Abeli, Lepo-Lepo, dan Puwatu. Pada akhir abad ke-18, para pelayar Bajo dan Bugis mulai melakukan aktivitas perdagangan dengan Suku Tolaki. Mereka pun membangun pemukiman di sekitar Teluk Kendari pada awal abad ke-19. Barang-barang di pelabuhan di Teluk Kendari selanjutnya dikirim ke Makassar dan kawasan Barat Nusantara sampai ke Singapura dan Malaysia. Nah, nanti pada awal abad ke-20, etnis Buton, Muna, Torete, dan Tokapontori mulai bermunculan dan ikut bermukim di wilayah utara Teluk Kendari.

Nah, selain kota pelabuhan dan dagang, dulu Kendari juga terkenal sebagai kota pusat kerajaan. Raja yang berkuasa saat itu adalah Raja Ranomeeto yang bernama Lakina Laiwoi, di kerajaannya, Kerajaan Laiwoi. Menurut catatan Vosmaer (1839), istananya dibangun di sekitar Teluk Kendari pada awal abad ke-19 atau kira-kira tahun 1832. Kalau kita menarik benang merah, maka dapat disimpulkan bahwa Kota Kendari sudah berusia sangat tua, yaitu 175 tahun. WOW!

Inilah sedikit dari sejarah terbentuknya Kota Kendari. Namun sejarah Kendari tidak hanya berhenti sampai di sini. Terlalu banyak cerita jika hanya ingin mengungkapkan sejarah kota yang dijuluki ‘kota bertakwa’ ini. Dibutuhkan berlembar-lembar kertas untuk menuliskan keindahan sejarah kota ini. Eits, jangan salah, sebagai kota pusat kerajaan, Kendari juga tidak lepas dari peran para pahlawan-pahlawannya seperti Halu Oleo dan Lakilaponto. Nah, kalau membahas mereka lagi, maka sejarah Kendari tidak akan berhenti sampai di sini.

Karena sudah tahu, kita sebagai pemuda-pemudi harus melestarikan sejarah Kota Kendari. Mulailah bercerita tentang sejarah kota sendiri. Banggalah menjadi bagian dari Kota Kendari, karena ‘Kendari punya cerita ji juga…’

Sumber:
-          Sejarah Kota Kendari oleh Dr. H. Anwar Hafid, M.Pd. dan Drs. Misran Safar, M.Si.;
-                Sejarah dan Kebudayaan Daerah Sulawesi Tenggara oleh Drs. H. Jakub Silondae, Dr. La Niampe, dan Drs. Kaharuddin L.; dan
-        Sejarah Sulawesi Tenggara dan 40 Tahun Sultra Membangun oleh Prof. Dr. H. Rustam E. Tamburaka, M.A. et. al.